AKU SEORANG HAMBA

Siapa DIA yang mampu mencipta seorang 'aku'.... pasti DIAlah yang maha hebat yang mampu mencipta dunia!

GUNUNG SEBAGAI PASAK BUMI

Bismillahirrahmaanirrahiim..
Berkaitan dengan paparan lepas, aku ingin mendalami sedikit tentang gunung sebagai pasak bumi.

Pembacaanku pada zaman remaja dulu memberitahu aku bahawa gunung-ganang itu adalah pasak bumi yang menentukan arah tiupan angin. Ia amat penting kerana arah tiupan angin ini mempengaruhi kitaran musim dan cuaca. Angin membawa awan dan hujan. Sekiranya gunung-ganang telah ditarah menjadi rata, angin akan bertiup terus tanpa ada yang menjadi penunjuk arahnya. Ia akan lalu di semua tempat yang rata tanpa halangan. Apabila awan semakin berat dengan air, hujan turun di mana sahaja tempat yang dilaluinya pada saat itu.

Sememangnya ada fator-faktor lain yang mempengaruhi cuaca di bumi Allah ini. Namun Allah telah menjelaskannya di dalam Al-Quran yang bermaksud:
".....bukankah Kami telah menjadikan bumi (terbentang luas) sebagai hamparan? Dan gunung-ganang sebagai pancang pasaknya?" SURAH AN-NABA': 5-6



  Gunung-gunung memiliki akar yang dalam di bawah permukaan tanah. (Earth, Press dan Siever, hal. 413) 

 
Bagan potongan melintang. Gunung-gunung, sebagaimana pasak, memiliki akar yang menghunjam di bawah tanah. (Anatomy of the Earth, Cailleux, hal. 220) 


Perkara ini ada juga dijelaskan secara ringkas di dalam link ini.



Lihat dalam gambar ini, gunung es setinggi 700 meter. Di bawahnya ada akar yang menghunjam ke bawah permukaan air hingga kedalaman 3 km. Akar gletser ini telah menyebabkan tenggelamnya banyak kapal, karena para pelaut tidak berpikir bahwa setiap gunung gletser mempunyai akar yang menghunjam jauh ke dalam. Berat akar ini lebih dari 300 juta ton. Kenyataan ilmiah seperti ini tak seorangpun mengetahuinya ketika Alquran diturunkan, namun Kitab Suci ini telah mengisyaratkannya dengan ungkapan yang sangat rinci وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا “dan gunung-gunung sebagai pasak” (Al-Naba’ 7). Seperti halnya semua gunung di dunia ini memiliki akar yang menghunjam ke perut bumi yang jaraknya mencapai puluhan kilometer. Perhatikan, gunung ini sangat mirip dengan pancang yang ditanam ke dalam bumi. (http://www.kaheel7.com/id/index.php/ilmu-bumi/47-pasak-gunung-es-gletser)


Dari laman sesawang Harun Yahya (http://www.keajaibanalquran.com/earth_mountains.html), beliau menulis;
Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:

Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975)

Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
"Dan Kami telah menjadikan di bumi gunung-ganang yang menetapkannya, supaya bumi itu tidak menggegarkan mereka;....." SURAH AL-ANBIAYAA': 31
Gunung juga sebenarnya bergerak (bukanlah tetap kedudukannya selama-lamanya). Dalam tajuk yang lain, beliau menulis pula berkenaan pergerakan gunung.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
"Dan engkau melihat gunung-ganang, engkau menyangkanya tetap membeku, padahal ia bergerak cepat seperti bergeraknya awan; (demikianlah) perbuatan Allahyang telah membuat tiap-tiap sesuatu dengan serapi-rapi dan sebaik-baiknya; sesungguhnya Ia Amat Mendalam PengetahuanNya akan apa yang kamu lakukan." SURAH AN-NAML: 88
Selain mempengaruhi pergerakan angin, Allah menjadikan gunung bagi mengelakkan berlakunya gempa bumi. Ibarat paku yang menyatukan kayu. Dalam Surah Luqman ayat 10, Allah berfirman, 
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang“.
Sekiranya manusia semakin rakus menggondolkan gunung-ganang, maka benda yang menyokong bumi ini semakin lama semakin lenyap sedikit demi sedikit. Tidak hairanlah mengapa semakin banyak berlaku gempa bumi, kitaran hujan yang tak menentu, cuaca yang semakin bercelaru dan sebagainya. tangan siapa yang melakukannya? Tetapi, kita harus sedar bahawa Allah telah menetapkan segala-galanya sejak azali lagi. Bila Dia mahu menciptakan langit dan bumi, bila pula Dia mahu menghapuskannya. Semuanya di bawah kekuasaanNya. Dia menciptakan segala-galanya dengan sangat indah. Daripada sehalus-halus zarah hingga sebesar-besar galaksi. Bumi ibarat satu titik halus di angkasa.....

Bayangkanlah jika gunung yang kukuh umpama paku pada kayu itu boleh hancur menjadi debu pada hari Qiamat... apa lagi yang tinggal?
"Apabila terjadinya hari Kiamat, tidak seorangpun yang dapat mendustakannya. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan ) dan meninggikan (golongan yang lain). Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya. DAn gunung-ganang dihancurluluhkan seluluh-luluhnya. Maka jadilah ia debu yang berterbangan." AL-WAQI'AH: 1-6
Sebab itu, Nabi akan berlari ke masjid dan solat memohon perlindungan daripada Allah apabila berlaku gerhana kerana takut berlakunya hari kiamat. 
Di dalam Sahih Muslim diriwayatkan, ketika berlaku gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW, terkejut dan bingkas bangun ingin mengambil selendangnya untuk dipakai tetapi terambil baju besinya kerana fikiran dan hatinya yang sibuk dan cemas memikirkan kejadian gerhana yang sedang berlaku.

Baginda SAW menjadi begitu cemas kerana takut sekiranya Allah menurunkan bala atau mengisyaratkan akan berlakunya kiamat berikutan gerhana tersebut.

Kebimbangan Nabi SAW ini menyebabkan Baginda memanjangkan doanya dan mencucurkan air mata, lebih-lebih lagi memikirkan nasib umatnya (http://epondok.wordpress.com/2010/01/14/gerhana-matahari-satu-peringatan/)
Uban Nabi juga tumbuh disebabkan turunnya beberapa surah, antaranya Surah Al-Waqi'ah (surah yang menceritakan tentang hari kiamat). Diriwayatkan oleh Imam Muhammad b Isa Al-Tirmidhi;
Abu Bakar telah berkata kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah! Rambut anda kelihatan sudah beruban,"Rasulullah menjawab: "Rambutku beruban kerana kandungan surah Hud, Al-Waqi'ah, Al-Mursalat, 'Ammayatasa'alun dan Idha al-Shams Kuwwirat."
Oleh yang demikian wahai aku, sedarlah betapa jauh bezanya daya upaya kita berbanding DIA. Betapa kita tak punya apa-apa melainkan mengharap belas dariNya. Segala yang kita ada adalah milikNya.  DIA menyediakan segala-galanya dari sekelumit zarah sehingga seluas semesta adalah untuk kita mengabdikan diri kepadaNya. Memang DIA sahaja yang layak kita puja-puja siang dan malam.Engkaulah Yang Maha Bijaksana, Maha Mulia, Maha Berkuasa...wahai Tuhan Yang Satu.

0 comments:

SELAMAT DATANG

TARIKH HARI INI

WAKTU MALAYSIA

WAKTU SOLAT

PERISTIWA

BERITA

MendekatiMU

Aku Hanya Hamba

Permintaanku mensyaratkan aku memberi...
Pencarianku menuntut aku menghayati...
Penantianku memerlukan kesabaran...
Pengharapanku membuat aku percaya...
Namun... segalanya amatlah mencabar...
sehingga perlu menjadi ikhlas dan zuhud.

TEMAN MENUJU AKHIRAT

Suami Tercinta : Mohamad Fairuz bin Abu Amin
Asal : Kluang, Johor
Daisypath Anniversary tickers

HAMBA TERPILIH

TERIMA KASIH